BPOM Terbitkan Izin Edar Obat Kanker Paru dan Limfoma

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah mengeluarkan izin edar untuk obat Etapid dan Brukinsa, yang ditujukan untuk pengobatan kanker paru-parudan limfoma.
Kedua obat tersebut dikembangkan oleh perusahaan farmasi global BeiGene yang didistribusikan di Indonesia oleh PT Etana Biotechnologies Indonesia.
Kepala BPOM Taruna Ikrar menyatakan, kedua obat ini merupakan langkah maju dalam terapi kanker, yang dirancang untuk meningkatkan peluang hidup pasien.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Etapid sendiri adalah antibodi monoklonal yang telah disetujui di lebih dari 40 negara, termasuk oleh FDA (Amerika Serikat) dan EMA (Eropa).
Di Indonesia, Etapid diindikasikan untuk:
• Kanker paru-paru bukan sel kecil(non-small cell lung cancer/NSCLC)
• Karsinoma sel skuamosa esofagus(esophageal squamous cell carcinoma/ESCC).
Sementara Brukinsa adalah inhibitor molekul kecil Bruton Tyrosine Kinase (BTK) yang tersedia dalam bentuk oral (zanubrutinib).
Obat ini telah digunakan di lebih dari 70 negara dan mengobati lebih dari 100 ribu pasien secara global.
Di Indonesia, Brukinsa diindikasikan untuk pengobatan:
• Makroglobulinemia waldenstrom(waldenstrom macroglobulinemia/ WM)
• Limfoma sel mantel (mantle cell lymphoma/ MCL).
• Leukemia limfositik kronis (chronic lymphocytic leukemia/ CLL)
• Limfoma limfositik kecil (small lymphocytic lymphoma/ SLL).
Efek samping dan efikasi
![]() |
Seperti obat lain, Etapid dan Brukinsa juga memiliki efek samping yang bisa dialami pasien. Efek samping itu mulai dari mual, kelelahan, atau rasa tidak nyaman.
Meski begitu, menurut Taruna, manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan risikonya, terutama dalam meningkatkan tingkat keberhasilan terapi.
"Efikasi kedua obat ini mencapai 84 persen. Artinya angka keberhasilannya tinggi. Ini dapat memperpanjang waktu bertahan hidup pasien dan meningkatkan kualitas hidup mereka," jelas Taruna.
BPOM memastikan kedua obat ini telah memenuhi standar keamanan, efektivitas, dan kualitas produksi yang ketat.
"Harapan kami, semakin banyak industri farmasi di Indonesia yang mengembangkan obat inovatif sesuai dengan standar internasional," kata Taruna.
(tst/asr)相关文章
Parpol di DKI Lagi Mainkan Politik Layangan
Warta Ekonomi - Pengamat Politik dari Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio mengatakan pemilihan wa2025-06-05Wah, Proyek Pembuatan Hot Backup Satellite Rp5,2 Triliun Disetop, Kenapa?
JAKARTA, DISWAY.ID--Kontrak Proyek pembuatan Hot Backup Satellite (HBS) sebesar Rp5,2 triliun yang d2025-06-05- 新西兰作为一个教育资源丰富、全球知名的留学目的地,受到了不少留学生的青睐和关注。并且近几年,新西兰的艺术留学也受到越来越多的关注,多所院校提供多个艺术专业,也在国际上享有崇高声誉。那么,新西兰艺术留学2025-06-05
Orang Tua Wajib Tahu, Begini Cara Penanganan Flu Singapura pada Anak
Daftar Isi Cara menangani flu Singapura pada anak2025-06-05Belum Berkantor di IKN, Jokowi: Hujan Deres Banget, Pekerjaan Banyak yang Mundur
JAKARTA, DISWAY.ID- Presiden Jokowi mengatakan dirinya belum bisa memastikan akan berkantor di Ibu K2025-06-05- 麻省艺术与设计学院是一所公立、独立的艺术与设计学院,学院的专业学士学位和研究生课程为学生作为美术家、设计师和艺术教育家参与创意经济做好准备。那么,麻省艺术与设计学院排名多少呢?感兴趣的同学一起来了解一2025-06-05
最新评论